
(Taiwan, ROC) --- Presiden Tsai Ing-wen (蔡英文) menerima kedatangan delegasi Alliance of Democracies Foundation, AoD, yang dipimpin oleh Anders Fogh Rasmussen di Istana Kepresidenan pada tanggal 4 Januari 2023.
Kepala Negara menyampaikan, dirinya telah mengusulkan penguatan struktur pertahanan nasional secara keseluruhan dan meningkatkan kerja sama dengan sekutu demokratis untuk menjaga perdamaian di kawasan Indo-Pasifik.
Anders Fogh Rasmussen di lain pihak menuturkan, sekutu demokrasi dunia termasuk salah satunya Taiwan, telah menyumbang lebih dari 60% perekonomian global. Dirinya juga yakin ini akan memiliki efek jera terhadap negara-negara pendukung otoritarianisme, salah satunya adalah Tiongkok.
Ketua AoD, Anders Fogh Rasmussen, sebelumnya pernah menjabat posisi Sekjen Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) dan juga adalah sosok mantan Perdana Menteri Denmark. Ia memimpin delegasi untuk berkunjung ke Taiwan semenjak tanggal 3 hingga 5 Januari 2023.
Dalam pidatonya, Presiden Tsai pertama-tama mengucapkan rasa terima kasih kepada Anders Fogh Rasmussen karena telah mengundang dirinya untuk berpartisipasi dalam KTT Demokrasi Kopenhagen selama 3 tahun berturut-turut.
Dalam pertemuan KTT Demokrasi Kopenhagen, Kepala Negara terus berbagi pengalaman perihal demokrasi Taiwan. Bersama dengan pemimpin negara sekutu, Beliau juga meminta seluruh pihak memperkuat kerja sama dalam menghadapi tantangan penyebaran paham otoritarianisme.
Presiden Tsai melanjutkan, Anders Fogh Rasmussen pernah berkunjung ke Taiwan pada tahun 1994 silam. Dalam kurun 30 tahun ini, Taiwan telah mengalami perubahan yang luar biasa, serta telah menciptakan kemajuan maksimal dalam bidang pembangunan dan berhasil memakmurkan kebutuhan ekonomi masyarakatnya.
Hal ini tentu tidak lepas dari persatuan warga Taiwan yang telah hidup berdampingan di tengah dinamisme yang ada. Presiden Tsai percaya, Anders Fogh Rasmussen dapat melihat sendiri perubahan yang terjadi. Selain itu, paham demokrasi dan kebebasan sudah menjadi nilai atau cara hidup yang senantiasa dijunjung tinggi oleh warga Taiwan.
Presiden Tsai melanjutkan, tidak terlalu jauh berbeda dengan negara demokrasi lainnya, Taiwan juga mengalami perjalanan panjang dalam meraih kebebasan. Demokrasi dan kebebasan diperoleh dengan susah payah, serta bukan didapat dengan mudah begitu saja, sehingga warga Taiwan sangat menghargai usaha keras ini.
Taiwan akan terus meningkatkan kemampuan pertahanan nasional mereka, serta bekerja sama dengan sekutu untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.
Presiden Tsai mengatakan, “Taiwan berada di garda terdepan dalam mempertahankan demokrasi dunia. Guna menghadapi ekspansi paham otoritarianisme, minggu lalu kami telah mengusulkan rencana untuk memperkuat struktur pertahanan nasional kami. Pada masa mendatang, kami akan terus meningkatkan pertahanan nasional secara keseluruhan, serta menggelar kerja sama yang lebih erat dengan front pembela demokrasi, bersama-sama menjaga perdamaian, keamanan dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.”
Anders Fogh Rasmussen dalam pidatonya menyampaikan, kunjungan yang dilakukannya kali ini adalah untuk memperlihatkan dukungan kuat terhadap warga Taiwan yang berhak untuk menentukan masa depan mereka sendiri. Di samping itu, ia bersama dengan Presiden Tsai akan mendiskusikan perihal penguatan kerja sama antar Taiwan dan Uni Eropa.
Anders Fogh Rasmussen melanjutkan, kekuatan ekonomi sekutu telah menyumbang lebih dari 60% potensi perdagangan dunia. Ia percaya, pencapaian ini akan memberikan efek jera bagi paham otoritarianisme , salah satunya adalah Tiongkok. Apalagi Taiwan adalah kerabat dekat dari sekutu pendukung paham demokrasi.
Anders Fogh Rasmussen lebih lanjut memaparkan, saat dirinya mengunjungi Taiwan untuk pertama kalinya pada tahun 1994, Taiwan tengah mengalami masa transisi menuju demokrasi. Dalam kunjungan kedua kali ini, dirinya melihat kemajuan luar biasa Taiwan yang sudah menjadi mercusuar dunia dalam melindungi nilai demokrasi.