
(Taiwan, ROC) – Gelombang baru pandemi di Daratan Tiongkok menyebabkan ratusan juta orang terinfeksi. Jejaring sosial terus menyampaikan berita bahwa banyak kerabat dan teman telah meninggal karena infeksi virus COVID-19. Wartawan dari berbagai media internasional telah mengamati bahwa sudah lama antrean kendaraan pemakaman di beberapa kota di Daratan Tiongkok, namun angka kematian yang dilaporkan oleh pihak pemerintah setempat adalah nol. Rumah sakit di kota besar dan kecil di Daratan Tiongkok, sekali lagi mengalami situasi yang sama seperti yang sempat terjadi di Wuhan tiga tahun lalu saat wabah merebak. Untuk itu, pihak WHO menyatakan sangat prihatin berkenaan dengan kondisi setempat.
Pihak berwenang Daratan Tiongkok juga telah mengakui bahwa skala wabah setelah pelonggaran pembatasan yang tiba-tiba "Tidak terukur", menimbulkan kekhawatiran akan lonjakan angka kematian di kalangan orang tua, terutama yang berkondisi lemah atau memiliki penyakit kronis lainnya. Dalam konteks ini, Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan "Keprihatinan serius" tentang ledakan pertumbuhan pandemi di Daratan Tiongkok. WHO meminta otoritas pihak Daratan Tiongkok dapat mempercepat vaksinasi bagi para lansia dan kelompok yang dikategorikan rentan akan penyakit. Untuk informasi yang lebih mendetail, saat melakukan penilaian risiko yang komprehensif, WHO membutuhkan informasi yang lebih rinci tentang tingkat keparahan penyakit, rawat inap, dan kebutuhan unit perawatan intensif, jelas Tedros.
Apa yang terjadi sekarang sangat mirip dengan apa yang terjadi di Wuhan pada awal tahun 2020. Organisasi Kesehatan Dunia segera meminta otoritas Daratan Tiongkok untuk memberikan informasi terperinci tentang pandemi tersebut, namun informasi yang sebenarnya tidak tersedia hingga pandemi yang terjadi di Wuhan tidak dapat lagi disembunyikan. Setelah dipaksa untuk mengakui bahwa "Penularan dari manusia ke manusia" terjadi, pihak Daratan Tiongkok enggan bekerja sama dengan WHO untuk menyelidiki skala dan asal mula pandemi. Hingga lebih dari setahun kemudian, tidak ada bukti yang kredibel di pasar Huanan, yang dianggap sebagai awal merebaknya wabah Wuhan. Setelah mendapatkan bukti, pihak Daratan Tiongkok barulah menyetujui perwakilan WHO untuk mendatangi lokasi yang disebutkan. Namun pada kenyataannya, WHO tetap sangat sulit mendapatkan informasi yang dapat dipercaya. Asal usul virus COVID-19 masih menjadi misteri, bahkan berapa banyak jumlah kasus kematian yang terjadi di Wuhan atau daerah lainnya di Daratan Tiongkok karena pandemi, masih tetap tidak dapat diketahui secara pasti.
Ketika seorang reporter menanyakan hal tersebut saat konferensi pers Kementerian Luar Negeri Daratan Tiongkok yang digelar beberapa hari yang lalu, juru bicara Mao Ning mengatakan, "Sejak merebaknya pandemi, pihaknya selalu mematuhi hukum, merilis informasi pandemi secara tepat waktu, terbuka dan transparan, dan bersikeras melaporkan situasi pandemi ke Organisasi Kesehatan Dunia."
Mengapa WHO "Sangat prihatin"? Kondisi pandemi di Daratan Tiongkok telah berkembang secara eksplosif dalam dua minggu terakhir. Video yang beredar di Internet menunjukkan bahwa rumah sakit di Daratan Tiongkok berada dalam kekacauan. Di beberapa rumah sakit, pasien bahkan berdesakan dengan mayat yang menumpuk di koridor rumah sakit, dan tidak dapat diverifikasi.
Mahmoud Zureik, seorang profesor epidemiologi dan kesehatan masyarakat di Universitas Versailles-Saint-Quentin di Prancis, memperingatkan bahwa keaslian gambar "Bukan tidak mungkin, tetapi beberapa gambar yang muncul adalah di wilayah lokal Daratan Tiongkok". Dia menambahkan bahwa pemerintah Daratan Tiongkok telah melaporkan sangat sedikit tentang situasi pandemi yang sebenarnya, yang sama sekali tidak membantu instansi Kesehatan dunia dalam memahami kebenaran yang ada.