close
RTISISegera unduh Aplikasi ini
Mulai
:::

Audrey Tang: Persiapkan “Sistem Suplai Internet Bebas Gangguan” Antisipasi Perang Kognitif dari RRT

  • 12 November, 2022
  • 曾秀情
Audrey Tang: Persiapkan “Sistem Suplai Internet Bebas Gangguan” Antisipasi Perang Kognitif dari RRT
Audrey Tang: Persiapkan “Sistem Suplai Internet Bebas Gangguan” Antisipasi Perang Kognitif dari RRT

(Taiwan, ROC) – Seiring dengan semakin meluasnya “Perang kognitif” dari pihak Daratan Tiongkok terhadap Taiwan, Menteri Pengembangan Digital atau MODA, Audrey Tang saat menerima wawancara khusus dari media The Washington Post menyampaikan bahwa Taiwan tengah membangun sistem suplai internet bebas gangguan, agar masyarakat dapat menghindari gangguan oleh informasi dan berita hoaks di kala tengah menghadapi bencana, yang diumpamakan layaknya berbagai langkah dan bentuk pencegahan terkait gempa yang menjadi landasan dasar dalam pembangunan yang ada.

Penulis kolom khusus di The Washington Post, Josh Rogin dalam artikel yang dirilis memaparkan bahwa pemerintah Taiwan tengah mencanangkan sebuah sistem cadangan yang akan mampu terus melancarkan kelangsungan jaringan internet di kala pihak Daratan Tiongkok berupaya untuk memutuskan seluruh jalur yang ada.

Pihak Beijing sendiri tengah melancarkan strategi perang kognitifnya dengan berbagai negara yang ada, namun intensitas pelaksanaan ancaman terhadap Taiwan masih terus dijalankan dan tidak tertandingi. Di saat Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi melakukan kunjungan ke Taiwan di bulan Agustus lalu, pihak pemerintah Daratan Tiongkok segera menaikkan serangkaian sikap terhadap Taiwan hingga pada standar tinggi yang baru.

Seperti sebelumnya, pihak Beijing segera menggelar berbagai aksi balas dendam dengan mencoba menembakkan rudal, menggelar simulasi pengeboman, simulasi pengepungan militer, melancarkan strategi perang kognitif, menyebarkan informasi palsu yang merusak tatanan demokrasi Taiwan, mengacaukan pemikiran warga Taiwan berkenaan dengan kondisi sebenarnya yang ada saat ini.

Taiwan berupaya memperkuat elastisitas jaringan internet dari ancaman Daratan Tiongkok. Dengan melihat kondisi perang Rusia Ukraina, saat terjadi krisis maka negara yang tengah diserbu, belum tentu selalu dapat mengandalkan bantuan dari pemerintah negara lain atau milyader Elon Musk, semua hal ini semakin memperkuat rasa kritis Taiwan sendiri. Dan kenyataan sesungguhnya adalah banyak hal di antara Daratan Tiongkok dan Taiwan yang jelas telah dipenuhi dengan asap perang kognitif yang dilangsungkan.

Audrey Tang mengatakan, “Yang kami lakukan bukan karena untuk mempersiapkan kemungkinan yang akan terjadi di masa depan, sementara saat ini kondisi masih dapat berlangsung dengan baik untuk beberapa saat, maka kami harus bersiap siaga, bagaikan mempersiapkan secara baik langkah dan bentuk pencegahan terhadap gempa pada sebuah kontruksi bangunan yang ada.”

MODA yang baru terbentuk di bulan Agustus lalu, meningkatkan kekuatan digital nasional sekaligus meningkatkan struktur pemerintah yang ada. Adapun target penting Taiwan adalah membangun jaringan internet non-geostationary satellites, sehingga jaringan internet Taiwan akan tetap berfungsi dan beoperasi dengan lancer sekalipun pihak Beijing memutuskan seluruh kabel komunikasi bawah laut yang ada.

Program ini masih dikategorikan berada pada tahapan awal, dengan menargetkan pengadaan 700 buah satelit operator pada jalur orbit bumi bawah atau menengah, menghubungkan stasiun pangkalan jaringan 5G yang ada di permukaan bumi. Dan pengajuan tender program akan dibuka bagi pihak penyuplai terkait pada bulan November.    Adapun perusahaan SpaceX milik Elon Musk juga berkemungkinan menjadi pihak pengaju tender, dimana SpaceX memiliki jaringan satelit Starlink sebanyak 3.000 an satelit yang beroperasi pada orbit bumi bawah, dimana menjadi kunci sukses penyediaan jaringan internet di Ukraina saat perang. Walaupun sempat timbul kritikan dari pejabat Ukraina, dan Elon Musk menyebutkan akan memutuskan pelayanan Starlink.

Pemerintah Taiwan berharap dapat membangun sebuah sistem penyuplaian bebas gangguan, yang tidak dapat dipengaruhi oleh perusahaan asing ataupun sikap pemilik perusahaan. Karena diketahui bahwa pada masa-masa awal serangan Daratan Tiongkok ke Taiwan, maka kelancaran konektivitas langsung antara Taiwan dengan pihak luar akan menjadi kunci utama kehidupan yang ada.

Audrey Tang mengatakan, “Kini ada banyak wartawan media asing di Taiwan, saat terjadi bencana di Taiwan, baik natural atau tidak, jika tidak dapat koneksi dengan jaringan internet, maka secara otomatis berita hoaks akan memenangkan perang tersebut.”

Elon Musk yang menyarankan Taiwan untuk kembali kepada kerangka “One China Policy”, Menteri Luar Negeri Joseph Wu menyebutkan jika saran tersebut sama dengan kehendak Beijing, dimana adalah usulan Daratan Tiongkok dan masyarakat Taiwan tidak tertarik dengan hal tersebut.

Pada waktu yang bersamaan, Taiwan setiap hari harus menghadapi aksi perang kognitif Daratan Tiongkok termasuk berita hoaks. Pihak Beijing menggunakan berita hoaks untuk merusak kepercayaan masyarakat Taiwan terhadap tugas pencegahan pandemi yang ada, termasuk memberikan dukungan kepada kandidat yang pro kepada Daratan Tiongkok dalam pemilu tahun ini. Belakangan ini pihak Daratan Tiongkok semakin fokus kepada pembelokan pemikiran, sehingga masyarakat Taiwan dapat percaya bahwa demokrasi yang dimiliki hanya bualan semata, termasuk informasi salah jika pimpinan Taiwan dikontrol oleh badan intel CIA Daratan Tiongkok.

Audrey Tang memaparkan jika pihak Beijing memadukan berita hoaks dengan perang kognitif, sehingga memberikan efek yang lebih kacau. Saat Nancy Pelosi berkunjung ke Taiwan, situs Istana Kepresidenan dan Kementerian Pertahanan dan Keamanaan sempat diretas, menggunakan kesempatan peretasan dengan menyebarkan berita palsu, termasuk meretas papan pengumuman elektronikmilik TRA dengan menyebarkan isu anti-Pelosi dan pro Daratan Tiongkok.

Audrey Tang menambahkan bahwa Taiwan, Ukraina dan Amerika selaku negara-negara yang berasaskan demokrasi, secara natural menjadi mitra sekutu dalam menghadapi perang kognitif Daratan Tiongkok. Namun semua pihak tentu diwajibkan dapat bekerja keras dan berkontribusi lebih, barulah dapat membuktikan jika sistem yang dipergunakan berfungsi dengan baik dan efektif dalam dunia digital dewasa ini.

Komentar

Terbarumore