close
RTISISegera unduh Aplikasi ini
Mulai
:::

MOF: “Penyakit Belanda” di Taiwan? Banyak Piawai Tersembunyi di Balik UMKM

  • 09 November, 2022
  • 曾秀情
MOF: “Penyakit Belanda” di Taiwan? Banyak Piawai Tersembunyi di Balik UMKM
“Penyakit Belanda” di Taiwan? Banyak Piawai Tersembunyi di Balik UMKM

(Taiwan, ROC) – Sekitar tahun 1960 an ditemukan sumber gas alam yang berlimpah di Laut Utara Belanda, sehingga pada tahun 1970 hingga awal tahun 1980 an, suplai ekspor produk gas alam telah meningkatkan surplus perdagangan dan nilai devisa dalam jumlah yang besar. Hal ini, selain telah menyebabkan apresiasi besar terhadap mata uang Gulden Belanda atau Dutch Guilder, juga sekaligus memperlambat pertumbuhan industri lain, yang meliputi industri manufaktur dan ekspor, yang berimbas pada daya saing yang tidak kompetitif lagi. Pada tahun 1977, Media The Economist untuk pertama kalinya memberikan sebutan permasalahan yang dihadapi oleh Belanda kala itu dengan sebutan “Penyakit Belanda atau Dutch Disease”.

Menanggapi keraguan pihak publik berkenaan dengan pengembangan perindustrian di Taiwan lebih terkonsentrasi di industri teknologi, dan apakah Taiwan memiliki fenomena Penyakit Belanda? Belum lama ini, Bank Sentral mengumumkan data informasi yang cukup relevan sebagai acuan, di mana disebutkan jika Taiwan adalah sebuah pasar ekonomi kecil dan terbuka, khususnya untuk produk ekspor dalam bidang komunikasi informasi elektronik atau produk manufaktur tradisional, yang dipengaruhi langsung oleh permintaan pasar dunia internasional, dan tidak dipengauhi oleh tren nilai tukar mata uang Dolar Taiwan. Jika melihat secara jangka panjang, produk manufaktur tradisional atau produk elektronik Taiwan, sama sekali tidak memiliki gejala “Penyakit Belanda”, yang artinya naiknya apresiasi nilai tukar akan melemahkan daya saing yang dimiliki.

Menteri Keuangan Su Jain-rong pada hari Rabu tanggal 9 November dalam rapat interpelasi di Yuan Legislatif menyampaikan bahwa dirinya sependapat dengan Bank Sentral. Su Jain-rong beranggapan bahwa meskipun struktur perindustrian di Taiwan berbasis kepada perusahaan skala kecil dan menengah atau UMKM, namun kokoh, dan beragam bentuk kepiawaian tersembunyi di belakangnya, sehingga kondisi Taiwan tidak sama dengan yang dijabarkan sebagai kondisi “Penyakit Belanda”.

Su Jain-rong mengatakan, “Meskipun hanya industri teknologi tinggi yang terlihat tampil sendirian, namun secara keseluruhan, selain industri teknologi tinggi yang mendapat perhatian, sejak Presiden Tsai Ing-wen duduk di kursi pemerintahannya, telah mengusung Industri 5+2 dan 6 industri strategi inti, yang mana merupakan strategi pembangunan keuangan industri, sehingga kita tidak akan jatuh ke dalam kondisi seperti ‘Penyakit Belanda’.”

Su Jain-rong menjelaskan jika jumlah UMKM di Taiwan mencapai total 90%, namun memiliki ketangguhan yang tinggi. Sehingga dalam program yang diajukan, cukup meningkatkan bagian ketangguhan yang ada, maka telah memiliki kemampuan dalam menghadapi risiko. Salah satu contoh adalah saat nilai tukar NT$ berbanding US$ dari 35 naik menjadi 28, saat ada sebagian industri yang telah mengeluh keberatan, namun masa sulit tersebut pada akhirnya juga akan terlewati. Tetapi Su Jain-rong menegaskan walau Taiwan tidak memiliki gejala layaknya “Penyakit Belanda”, akan tetapi semua instansi pemerintah yang berkaitan tentu akan menjunjung tinggi pendapat dari berbagai pihak, dan kelak akan lebih berhati-hati dalam pengusungan program kerja yang ada.

Komentar

Terbarumore