:::

Mantan Penulis Bloomberg: Peradaban Unik Taiwan yang Tidak Dapat Ditoleransi oleh Daratan Tiongkok

  • 04 November, 2022
  • 陳柏萇
Mantan Penulis Bloomberg: Peradaban Unik Taiwan yang Tidak Dapat Ditoleransi oleh Daratan Tiongkok
Mantan Penulis Bloomberg: Peradaban Unik Taiwan yang Tidak Dapat Ditoleransi oleh Daratan Tiongkok

 (Taiwan, ROC) – Setelah kunjungannya baru-baru ini ke Taiwan, mantan kolumnis Bloomberg News, Noah Smith memuji peradaban unik Taiwan yang santai dan praktis, serta menghormati toleransi individu, seperti halnya Belanda. Namun justru inilah yang tidak dapat ditoleransi oleh Daratan Tiongkok dan membuat Taiwan menghadapi ancaman agresi.

Noah Smith melalui tulisan di blog pribadinya “Noahpinion” pada 1 November yang lalu, mengutarakan jika dirinya baru-baru ini datang ke Taiwan selama 11 hari, dan perjalanannya termasuk melakukan kunjungan dengan Menteri Urusan Digital, Audrey Tang (唐鳳). Berdasarkan pengamatannya sendiri di Taiwan, dirinya merupakan orang pertama yang memperhatikan sikap santai orang-orang.

Noah Smith mengemukakan, tempo langkah orang Taipei tampak santai, tidak seperti hiruk pikuk aktivitas kota-kota besar seperti New York, Tokyo atau Shanghai. Orang-orang terlihat tidak terburu-buru, dan tidak terobsesi dengan detail sepele serta menambahkan pekerjaan ekstra untuk diri mereka sendiri. Dirinya tidak menemui siapa pun yang berbicara ataupun berdebat dengan suara yang keras, atau bahkan menghalangi satu sama lain.

Noah Smith juga mencontohkan, tidak seperti di Jepang, di mana setiap orang harus berdandan meskipun hanya untuk pergi ke toko waralaba. Di Taiwan, meskipun di distrik modis, orang-orang masih saja berpakaian seperti mereka tengah berbelanja di dalam pasar.

Noah Smith juga bertanya kepada Audrey Tang (唐鳳) akan mengapa tidak ada lagi bangunan tua bobrok di Taipei yang harus direnovasi, Audrey Tang (唐鳳) pun menjawab, “tidak ada tekanan dalam hal ini di masyarakat”.

Noah Smith menuturkan, kesempatan baginya dapat berdialog dengan Audrey Tang (唐鳳) juga sangat sesuai dengan kesan santainya terhadap Taiwan. Berawal dari dirinya yang kebetulan bertemu dengan seorang teman Audrey Tang (唐鳳) di sebuah acara online, orang tersebut membantunya untuk mengirimkan email singkat kepada Audrey Tang (唐鳳), dan pada akhirnya dirinya pun dapat bertemu secara langsung dengan idolanya.

Setelah Noah Smith mengunjungi Taiwan secara langsung, dirinya merasakan jika Taipei memiliki nuansa kota kecil namun menyandang kepraktisan kota besar. Kebetulan saja dirinya terbang langsung ke Taiwan dari Amsterdam, ibu kota Belanda, sehingga dirinya dapat lebih menghargai kesamaan antara budaya Taiwan dan Belanda, termasuk suasana santai dan tenang, toleransi sosial yang tinggi, kesetaraan gender dan penghormatan terhadap hak asasi manusia terhadap LGBT, serta tingkat kejahatan yang sangat rendah. Taiwan memiliki potensi untuk disebut sebagai “Belanda di Asia”.

Meskipun Noah Smith hanya menetap selama 11 hari, namun dirinya merasa jika Taiwan adalah tempat yang sangat individualistis. Dirinya pernah menemui seseorang yang berani tampil beda dengan satu set punk rock khusus di bar sebanyak dua kali, dan kadang-kadang juga merasa jika orang-orang Taiwan menyimpan karir kecil mereka sendiri.

Noah Smith menuturkan, individualisme juga telah disuntikkan ke dalam politik Taiwan, Gerakan Mahasiswa Bunga Matahari pada tahun 2014 penuh dengan eksperimen dalam demokrasi radikal dan semua jenis gerakan digital, Audrey Tang (唐鳳) juga turut berpartisipasi di dalamnya. Dirinya merasa bahwa individualism Taiwan berkaitan erat dengan sikap masyarakat yang umumnya santai dan toleran.

Namun, mengapa negara yang damai, sejahtera, dan santun seperti Taiwan dipaksa untuk bersiap menghadapi ancaman agresi berdarah? Noah Smith menuturkan, karena Taiwan mewakili segala sesuatu yang tidak dapat diterima oleh para pemimpin Daratan Tiongkok, yang juga merupakan sebuah cetak biru pembangunan jenis lain di Asia.

Noah Smith menyampaikan, Taiwan mungkin lebih baik daripada Jepang dan Korea Selatan, yang dapat menunjukkan kepada masyarakat Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan pengikutnya akan apa yang kurang dari mereka, cara hidup yang bebas menjadi dirinya sendiri, daripada hidup hanya untuk melayani kerajaan besar.

Komentar

Terbarumore