
(Taiwan, ROC) -- Ketidakpastian perekonomian global terus berlanjut, risiko krisis ekonomi juga meningkat, dan hal ini telah memengaruhi industri mesin dalam negeri Taiwan. Ketua Pelaksana Asosiasi Industri Mesin, Wei Can-wen hari Selasa (25/10) mengemukakan, sudah ada 10 lebih industri mesin yang menerapkan libur tanpa gaji, dan dipengaruhi dengan unsur melemahnya pasar RRT, menurun drastisnya mata uang Jepang, melambannya investasi semikonduktor dan unsur-unsur tidak menguntungkan lainnya, sehingga industri Taiwan memasuki musim dingin pada saat memasuki kuartal keempat.
Diperkirakan iklim tidak akan membaik dengan cepat dan mungkin baru harus menunggu hingga paruh pertama tahun depan .Perekonomian global yang melamban sehingga menghantam pemesanan industri mesin, berdasarkan data statistik ekonomi, akumulasi dari Januari hingga September tahun ini tingkat pemesanan telah mengalami penurunan sebesar 6,9%.
Sehubungan dengan awan hitam terus menyelubungi politik dan ekonomi global, ditambah dengan risiko kemungkinan krisis ekonomi semakin meningkat, Ketua Pelaksana Asosiasi Industri Mesin Taiwan, Wei Can-wen tanggal 25 Oktober mengemukakan, situasi sekarang ini memang tidak menguntungkan, tidak ada perbaikan, saat ini sudah ada 10 lebih industri peralatan mesin yang memberlakukan libur tanpa gaji, boleh di bilang mereka harus bersiap-siap untuk menghadapi musim dingin.
Wei Can-wen menyampaikan, sekarang kita semua harus berupaya keras, ekspor industri mesin untuk tahun ini masih dapat bertumbuh sekitar 5% - 10%, tetapi ia beranggapan sementara ini iklim tidak akan memulih dengan cepat, berkemungkinan hingga pertengahan pertama tahun depan.
Mengenai valuta asing, Wei Can-wen mengungkapkan, berharap kurs mata uang Taiwan dapat mengikuti fluktuasi mata uang pesaingnya yaitu mata uang Jepang dan Korea Selatan sehingga dapat naik dan turun secara bersamaan agar dapat tetap menjaga daya saing.