
(Taiwan, ROC) --- Wakil Menteri Pertahanan, Wang Shin-lung (王信龍) memimpin delegasi untuk menghadiri Konferensi Industri Pertahanan AS-Taiwan. Dalam sebuah wawancara pada tanggal 3 Oktober 2022, Wang Shin-lung menyampaikan, seluruh peserta memiliki konsensus yang sama perihal Selat Taiwan. Di samping itu, AS juga telah menyatakan kesediaannya untuk membantu Taiwan dalam menghadapi kendala yang ada, salah satunya adalah menyetujui proyek penjualan senjata militer ke Taiwan. Atas keputusan AS tersebut, Wang Shin-lung mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
Konferensi Industri Pertahanan AS-Taiwan dihelat di Richmond, Virginia, Amerika Serikat semenjak tanggal 2 Oktober hingga 4 Oktober 2022. Delegasi yang dipimpin oleh Wang Shin-lung hadir mewakili pihak Taiwan. Pada tanggal 3 Oktober 2022 (waktu AS), Wang Shin-lung juga terlihat memberikan pidatonya tentang fokus Taiwan perihal penguatan sektor pertahanan pada masa mendatang. Saat diwawancara, Wang Shin-lung menyampaikan, konferensi tahun ini berjalan sangat sukses, terutama seminar pada pagi hari yang membahas situasi Selat Taiwan, semua peserta yang hadir memiliki ide dan konsensus yang serupa. Di samping itu, pertemuan tertutup yang diadakan pada sore hari juga membahas kondisi terkini, meliputi kemajuan proyek penjualan senjata dan situasi yang tengah dihadapi. Melalui kesempatan ini, Amerika Serikat sekali lagi mengumumkan bahwa pihaknya akan mengerahkan yang terbaik untuk membantu Taiwan.
Apakah Taiwan dan AS memiliki pendapat yang sama tentang proyek pembelian senjata? Menjawab hal ini, Wang Shin-lung menuturkan, strategi untuk mengembangkan kekuatan tempur asimetris adalah konsensus yang telah ditetapkan kedua belah pihak dalam dua tahun belakangan. Meski demikian, Taiwan tidak akan mengabaikan kekuatan tempur tradisional, melainkan aktif mengembangkan dan memulihkannya secepat mungkin, guna menanggapi ancaman kekuatan tempur dari pihak musuh. Wang Shin-lung berpendapat, di tengah jumlah anggaran yang terbatas, maka seluruh pengeluaran harus digunakan di tempat yang semestinya. Taiwan juga memperkirakan, ancaman musuh akan terasa sangat signifikan dalam beberapa tahun ini. Bagaimana memperoleh kekuatan tempur yang dibutuhkan Taiwan dalam waktu singkat, serta menggunakan dana anggaran seefektif mungkin adalah dua hal yang menjadi prioritas Taiwan saat ini.
Dalam pidatonya, Wang Shin-lung menuturkan serangkaian program kerja sama dengan negara-negara demokratis, misal mengintegrasikan sinyal intelijen dari penggunaan pesawat drone, serta mengembangkan fitur untuk menghadapi intrusi drone Tiongkok dan turut serta dalam latihan bersama dengan pihak sekutu. Wang Shin-lung menyampaikan, Taiwan telah berupaya semaksimal mungkin untuk berpartisipasi dalam Latihan Lingkaran Pasifik (RIMPAC). Jika dilihat dari sudut pandang jangka pendek, maka ini adalah tujuan yang ingin dicapai oleh Taiwan selama bertahun-tahun. Pesawat nirawak (drone) adalah fokus pembangunan militer Taiwan saat ini. Sekarang semakin banyak negara yang meletakkan fokus mereka terhadap ancaman Tiongkok ke Taiwan. Negara-negara sekutu juga telah menyatakan kesediaannya untuk mendukung dan bekerja sama dengan Taiwan.
Saat menyinggung perihal “Undang-Undang Kebijakan Taiwan” yang saat ini tengah dipromosikan oleh Kongres AS, Wang Shin-lung menyampaikan, RUU tersebut baru saja mendapat pengesahan di tahap Komite Urusan Luar Negeri Senat AS pada tanggal 14 September 2022 kemarin. Pada masa mendatang, Taiwan bersama dengan AS akan terus mengkaji dan mempertimbangkan keterbatasan anggaran yang harus digunakan semaksimal mungkin. Wang Shin-lung menambahkan bahwa RUU tersebut akan memperoleh pengesahan di tahap yang lebih tinggi dalam tubuh pemerintahan AS. Wang Shin-lung melanjutkan, proyek penjualan senjata AS tentu saja bermanfaat bagi Taiwan, karena dapat digunakan dalam pelatihan, pemeliharaan peralatan dan peningkatan kemampuan persenjataan.
Konferensi Industri Pertahanan AS – Taiwan akan memasuki hari terakhirnya pada Rabu besok (waktu Taiwan). Para peserta akan membahas tema tentang intimidasi sebelum perang, serta bagaimana kawasan regional menghadapi isu-isu yang menyangkut pertahanan keamanan. Laura Cressey, Direktur Office of Regional Security and Armaments Transfer, Bureau of Political and Military Affairs, U.S. Department of State, dijadwalkan akan hadir memberikan pidato penutup. Laura Cressey juga adalah pejabat dari Biro Politik dan Militer di Deplu AS pertama, yang memberikan pidato dalam perhelatan ini.