
(Taiwan, ROC) Setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan pada bulan Agustus yang lalu, pihak RRT meningkatkan ancaman militer terhadap Taiwan. Media Reuters mengutip informasi dan melaporkan, berkaitan tindakan respons dari RRT, AS sedang membahas persiapan rencana sanksi untuk mengertak RRT yang sedang menyerang Taiwan, sementara taiwan bersama negara-negara Eropa juga memperingatkan RRT konsekuensi atas tindakannya. Reuters menambahkan, diskusi rencana AS tentang sanksi untuk RRT bertujuan menghadang RRT, dan Taiwan pun melobi Eropa untuk hal yang sama, semua ini masih dalam tahap awal dan dari sumber informasi yang tak diketahui tidak memberikan rincian apapun.
Mantan Direktur Senior untuk Perencanaan Strategis, Dewan Keamanan Nasional, Gedung Putih, Robert Spalding menganalisa berkemungkinan mengadopsi sanksi karena perpanjangan pembatasan perdagangan dan manufaktur berteknologi canggih, namun ia beranggapan terhadap sanksi ini, sudah dipersiapkan RRT semenjak awal, malah imbas besar yang berdampak ke AS, karena rantai pasokan industri penting ada di tangan RRT mencakup medis kedokteran, logam tanah jarang dan industri mikro elektronik.
Ia menganalisis lingkungan internasional saat ini, tidak ada yang mustahil, telah diketahui Korea Utara sedang mengembangkan senjata nuklirnya sendiri, begitu juga Iran sedang mengembangkan senjata nuklir jadi bukan berarti tidak ada ruang bagi Taiwan untuk memiliki program senjata nuklir sendiri.
Pada akhir tahun lalu, Menhan Chiu Kuo-cheng (邱國正) sempat dilontarkan pertanyaan apakah ada kemungkinan Taiwan dalam waktu 10 tahun memiliki senjata nuklir, Menhan Chiu merespons, belum menerima instruksi apapun terkait pengembangan senjata nuklir, Taiwan senantiasa mematuhi tatanan internasional yang melarang senjata nuklir maka Taiwan tidak memproduksi, tidak mengembangkan dan tidak mengadopsi senjata nuklir.