
(Taiwan, ROC) – Amerika Serikat belum lama ini mengumumkan program penjualan senjata untuk Taiwan senilai US$ 1,1 milyar, hal ini tentu memicu reaksi langsung dari Kepala Kantor Kedutaan Daratan Tiongkok di Washington, Juru Bicara Liu Peng-yu pada hari Sabtu tanggal 3 September menyampaikan bahwa program penjualan senjata kepada Taiwan akan memberikan dampak pengaruh buruk terhadap hubungan antara Amerika dan Daratan Tiongkok, oleh sebab itu meminta pihak Amerika Serikat dapat membatalkan dan mencabut program tersebut. Dalam keterangan persnya, Liu Peng-yu menjelaskan bahwa Taiwan adalah salah satu bagian dari Daratan Tiongkok yang tidak dapat terpisahkan, dan meminta pihak Amerika dapat mencabut program penjualan senjata tersebut.
Liu Peng-yu mengatakan, “Informasi salah seperti demikian yang diperoleh pihak Taiwan yang hendak memerdekakan diri, akan memberikan dampak buruk dan krisis langsung terhadap hubungan Amerika dengan Daratan Tiongkok, selain itu juga akan memberikan pengaruh langsung terhadap kestabilan perdamaian di Selat Taiwan.”Liu Peng-yu menegaskan bahwa pihak Darataqn Tiongkok akan melihat dan mempertimbangkan perkembangan kondisi yang ada, sehingga akan turut mengambil langkah antisipasi dan tindakan yang sekiranya diperlukan dalam menghadapi masalah tersebut.
Di sisi lain, Special Assistant to the President and Senior Director for China and Taiwan on the National Security Council (NSC) Gedung Putih, Laura Rosenberger dalam salah satu keterangan tertulisnya menyebutkan, seiring dengan semakin bertambahnya tekanan yang diberikan oleh pihak Daratan Tiongkok kepada Taiwan, termasuk terus menggelar latihan militer yang mengepung seluruh perairan Taiwan, meliputi Angkatan laut dan udara, maka pihak Daratan Tiongkok secara sepihak hendak melakukan perubahan status-quo yang ada di Selat Taiwan, oleh karena itu menjual perlengkapan alutsista untuk pertahanan diri kepada Taiwan merupakan salah satu kebijakan yang harus dilakukan oleh pihak Amerika Serikat.