
(Taiwan, ROC) -- Kementerian Dalam Negeri hari ini (23/8) mengelar “Lokakarya Anti-Perdagangan Manusia Internasional 2022” pembukaan kegiatan ini dilakukan bersama oleh Menteri Tanpa Portofolio Yuan Eksekutif Luo Ping-cheng (羅秉成), Wakil Menteri Dalam Negeri Chen Tsung-yen (陳宗彥), Wakil Menteri Kehakiman Tsai Pi-chung (蔡碧仲) dan 2 Duta Besar dari Tuvalu dan Marshall Islands. Chen Tsung-yen menegaskan, kerja sama internasional untuk menolong korban perdagangan manusia telah dilaksanakan selama beberapa hari ini, selain itu juga melacak perdagangan manusia dalam negeri.
Kementerian Dalam Negeri mengemukakan, loka karya “Anti Perdagangan Manusia Internasional 2022” ini berlangsung selama 1, 5 hari, mengundang sekitar 300 orang dari pejabat kedutaan besar di Taiwan, instansi pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat, untuk bersama-sama mendiskusikan masalah terkait perdagangan manusia ini, serta mengumumkan tindakan pemberantasan kejahatan lintas negara.
Wakil Menteri Dalam Negeri Chen Tsung-yen menyampaikan, dampak dari pandemi sehingga pergerakan manusia jauh berkurang, sehingga kejahatan dan penipuan melalui internet semakin banyak. Fenomena penipuan sejenis baru-baru ini juga muncul di Taiwan. Iklan lowongan kerja di luar negeri yang terpampang di situs atau Facebook, LINE serta media sosial lainnya, dengan iming-iming “Gaji tinggi, pekerjaan ringan, termasuk tempat tinggal dan tiket pesawat” untuk menarik warga Taiwan bekerja di luar negeri, tetapi sesampainya di tujuan malah mengalami penganiayaan dan dikekang. Instansi-instansi pemerintah telah mengerahkan personilnya untuk memberantas hingga tuntas pelaku kejahatan ini. Kementerian Dalam Negeri juga mengimbau untuk pengelola jaringan digital, media sosial dan organisasi terkait lainnya untuk membantu pemerintah dalam upaya pencegahan perdagangan manusia lintas negara, bekerja sama antara swasta dan pemerintah dalam memberantas kejahatan ini.
Kementerian Dalam Negeri mengemukakan, lokakarya tahun ini bertajuk “Strategi pencegahan perdagangan manusia di bawah situasi pandemi”, “Peran teknologi digital dalam perdagangan manusia”, dan topik-topik lainnya terkait komplotan penipuan dan perdagangan manusia.