close
RTISISegera unduh Aplikasi ini
Mulai
:::

Taiwan Kembali Ingatkan PPLN untuk Tidak Membawa Produk Babi ke Taiwan dari Daerah Berisiko Tinggi Asfivirus

  • 15 August, 2022
  • 陳志勇
Taiwan Kembali Ingatkan PPLN untuk Tidak Membawa Produk Babi ke Taiwan dari Daerah Berisiko Tinggi Asfivirus
Taiwan Kembali Ingatkan PPLN untuk Tidak Membawa Produk Babi ke Taiwan dari Daerah Berisiko Tinggi Asfivirus (Foto: NIA)

(Taiwan, ROC) - Badan Imigrasi Nasional (NIA) kembali mengingatkan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) untuk tidak membawa produk babi ke Taiwan dari daerah berisiko tinggi penyakit asfivirus atau demam babi afrika.

Melalui keterangan pers yang dirilis pada hari Minggu, NIA melaporkan adanya peningkatan jumlah pelanggaran oleh warga negara asing dalam dua bulan terakhir, termasuk empat pekerja migran dan satu pengusaha asing, yang dihentikan di bandara karena mencoba membawa produk daging babi ilegal ke Taiwan.

Di antara mereka, tiga pekerja migran ditolak masuk karena mereka tidak mampu membayar denda NT$200,000, jelas NIA. Seorang PMA lainnya dan seorang pengusaha pada awalnya juga ditolak masuk di bandara, tapi kemudian denda masing-masing dibayarkan oleh keluarga di luar negeri dan perusahaan yang mengundang.

NIA mengingatkan, barang siapa yang kedapatan membawa, mengirim dan menerima daging babi atau produk babi ke Taiwan dari wilayah asfivirus, akan dikenakan denda hingga NT$1 juta.

Peringatan ini khusus diajukan kembali oleh NIA menjelang Festival Bulan, sebuah festival tradisional yang dirayakan di Taiwan pada pertengahan musim gugur dengan pesta barbekyu dan pemberian hadiah. Melalui pengalaman di masa lampau, pengiriman produk babi dari luar negeri akan bertambah pada masa festival, yang tahun ini jatuh pada 10 September.

Data Pusat Operasi Darurat Sentral Taiwan menunjukkan, saat ini ada 72 daerah yang terdaftar berisiko tinggi asfivirus, kebanyakan terletak di Afrika, Asia dan Eropa, sementara Taiwan sejauh ini mempertahankan nol kasus.

Menurut Dewan Pertanian (COA), demam babi afrika tidak membahayakan manusia tapi bisa berakibat fatal bagi babi dan dapat menghancurkan industri peternakan babi di dalam negeri, yang bernilai lebih dari NT$170 miliar.

Komentar

Terbarumore