
(Taiwan, ROC) --- Pada tanggal 26 Juli 2022, Presiden Tsai Ing-wen menyampaikan pidato melalui virtual dalam pembukaan “Forum Ketagalan, Dialog Keamanan Indo Pasifik 2022”. Dalam pidatonya, Kepala Negara menyampaikan, nilai-nilai dan mekanisme yang ada saat ini mendapat tantangan berat yang belum pernah ada sebelumnya, membuat jalinan kemitraan di kubu demokratis menjadi kian penting.
Apalagi serangan COVID-19 telah membuat tantangan semakin berat, serta kontras yang ada di antara paham demokrasi dengan otoritarianisme juga kian mencolok. Invasi Rusia ke Ukraina tanpa alasan telah memperlihatkan bahwa negara-negara otoriter tidak akan ragu untuk melanggar kedaulatan negara lain.
Ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional semakin meningkat dari hari ke hari, sehingga komunitas dunia sudah seharusnya mengambil langkah-langkah penanganan yang konsisten.
Kepala Negara menyampaikan, pihaknya tentu menyambut gembira terhadap semakin tingginya pengakuan negara-negara demokratis terhadap pentingnya keamanan di kawasan Indo-Pasifik. Secara geografis, Taiwan berada di garis terdepan dalam menghadapi ekspansi paham otoritarianisme, sehingga menjadikannya sebagai posisi terpenting dalam mempertahankan pilar demokrasi.
Dalam beberapa dekade belakangan, Taiwan memiliki pengalaman mumpuni memainkan peran dalam melawan agresi otoriter.
Kepala Negara menyampaikan, sebagai mitra kubu demokrasi, posisi Taiwan menjadi sangat diperlukan di kawasan Indo Pasifik. Taiwan akan terus mengambil langkah untuk meningkatkan keamanan, termasuk membangun fasilitas baru, mempromosikan pemroduksian kapal nasional, memperkuat kemampuan tempur pasukan cadangan, serta meningkatkan investasi untuk mengembangkan strategi tempur asimetris.
Upaya-upaya di atas tentu akan berdampak positif bagi kemajuan Taiwan dalam menggapai otonomi pertahanan nasional.
Presiden Tsai Ing-wen mengatakan, “Dengan ini saya nyatakan bahwa masyarakat Taiwan berkomitmen untuk membela negara dan cara hidup berdemokrasi yang ada, tentunya sembari menjaga keamanan dan stabilitas regional. Tidak hanya menjadi kunci utama bagi keamanan regional dan dunia, Taiwan juga adalah bagian dari komunitas internasional. Meski banyak hambatan yang harus dihadapi, tetapi Taiwan akan terus melibatkan diri untuk tergabung dalam kegiatan bermakna bagi teman-teman di seluruh dunia.”
Kepala Negara menambahkan, melalui kerangka “Global Cooperation and Training Framework” (GCTF), Taiwan telah menjalin interaksi mendalam dengan lebih dari 100 negara di dunia. Di samping itu, dalam beberapa tahun belakangan, Taiwan juga tengah gencar-gencarnya menggalakkan Kebijakan Baru ke Arah Selatan, serta menggalang kerja sama atau investasi dengan negara-negara tetangga.
Setelah “Inisiatif Perdagangan Taiwan – AS Abad 21” diluncurkan, hubungan kerja sama di sektor ekonomi perdagangan juga terjalin semakin kukuh.
Presiden Tsai menekankan, “Selama kita bersatu, maka kita dapat menghentikan ekspansi paham otoritarianisme. Sudah seharusnya, paham demokrasi menegakkan nilai-nilai yang ada, sehingga buah kebebasan ini dapat dinikmati oleh generasi muda. Mereka akan sangat menghargai hasil yang diperoleh dengan susah payah ini.”