(Taiwan, ROC) Kementerian Kebudayaan bersama akademisi Thailand, Universitas Chulalongkom menggelar pameran karya seni Taiwan yang ditampilkan melalui teknologi virtual reality (VR), karya seni mencakup tarian, video , suara dan film, tim penyelenggara pameran berharap bisa memberikan semakin banyak inspirasi bagi generasi muda untuk dunia seni di Bangkok.
Yayasan seni digital, divisi kebudayaan di Thailand di bawah naungan Kemenbud bersama pusat seni digital Chulalongkom University berkolaborasi pameran “Konsep Seni Digital “Within Taiwan’s Selected VR Works) acara pembukaan berlangsung di Bangkok pada tanggal 15 Juni, turut dihadiri Wakil Kepala Kantor Perwakilan di Thailand, Hsu Wei-ming (徐蔚民) kemudian untuk pameran akan digelar pada tanggal 17 Juli mendatang.
Melalui VR menampilkan kreasi seni digital Taiwan, hasil integrasi antara teknologi dan budaya mencakup karya seni “Afterimage for Tomorrow” dari sutradara Chen Sin-ing(陳芯宜) dan koreografer 周書毅, seni suara “Throbbing Sonic” karya Wang Fu-jui(王福瑞) dan karya seni tarian “From Flesh and Blood to Virtuality” dari Meimage Dance.
Selain itu masih ada forum diskusi panel tentang seni digital Taiwan-Thailand, membawa audiens Thailand bereksplorasi seni perfilman, suara dan tarian komtemporer yang dinikmati melalui VR.
Ketua pelaksana pusat seni Universitas Chulalongkom, Sirithorn Srichalakom menyampaikan kepada CNA, pada tahun 2019 saat berkunjung ke Taiwan, pameran bereskperimental yang sangat mengesankan bagianya.
Sirithorn Srichalakom mengakui, konten pameran kali ini sangat beragam dan ditampilkan dengan metode yang variatif, mencakup integrasi suara, teknologi dan kesenian. Di masa sekarang, seni tidak hanya sekedar seni saja akan tetapi perlu ada inspirasi baru, melalui alat ekspresif teknologi digital, seni dapat memadukan berbagai elemen. Pameran ini diharapkan dapat memberikan lebih banyak inspirasi bagi generasi baru dunia seni Bangkok.
