
(Taiwan, ROC) – Beberapa negara mulai membuka perbatasan, kapan Taiwan mulai melonggarkan kebijakan perbatasan? Pusat Komando Epidemi Sentral Komite Penasihat Lee Ping-ing (李秉穎) menyampaikan situasi pandemi sulit diprediksi kapan mereda, tingkat penurunannya juga variatif, kecuali menutup transportasi udara secara menyeluruh baru bisa menghadang virus masuk Taiwan, akan tetapi yang difokuskan adalah perkembangan ekonomi, maka mempertimbangkan pelonggaran pengendalian perbatasan secara bertahap.
Dokter anak dari National Taiwan University Hospital (NTUH), Komite Penasihat Pusat Komando Epidemi Sentral(CECC) Lee Ping-ing saat mendapat wawancara dari media pada hari Kamis tanggal 9 Juni lalu, ia menyampaikan, akhir satu pekan ini angka kasus harian positif terinfeksi COVID-19 berkisar pada range yang sama, hal ini menunjukkan telah mencapai puncaknya.
Lee Ping-ing mengungkit, kapan jumlah kasus positif akan menurun “tidak ada yang bisa mengendalikan”, ia beranggapan faktor penyebab pandemi memanas dikarenakan warga masih bepergian ke tempat publik, tidak sedikit rumah makan bahkan tutup, tidak melayani makan di tempat, walaupun pemerintah tidak mengeluarkan peraturan pembatasan, akan tetapi swakontrol kesehatan malah membuat angka penularan meningkat dengan pesat.
Lee Ping-ing mengatakan, dampak pandemi yang memanas terjadi selama 3-4 bulan setelah itu baru mulai stabil, jika dilihat dari pengalaman di luar negeri titik balik mulai terjadi 1 -1,5 bulan setelah pandemi, oleh karena itu berkemungkinan perlu ada waktu tertentu baru bisa merasakan tren penurunan pandemi.
Mengenai bagaimana mengetahui pandemi mereda, Lee Ping-ing mengambil contoh negara Jepang, pada Januari tahun ini situasi pandemi di Jepang terus memanas hingga pada titik puncak, akan tetapi hingga bulan Juni angka kasus positif COVID-19 menurun pada skala tertentu, tetapi angka penularan tidak lagi mencapai angka pada grafik tahun lalu sebelum pelonggaran pembatasan.
Lee Ping-ing menjelaskan, maka angka bervariasi, tidak mungkin dalam waktu singkat bisa membuat perencanaan ke luar negeri karena ketentuan pencegahan pandemi adalah hal yang berbeda, diprediksikan angka penularan menurun hingga sebelum pandemi memanas berkisar pada bulan April, hanya situasi penularan sporadis, maka diprediksikan paling optimis terjadi pada bulan September.
Lee Ping-ing mengatakan, ada satu pandangan mengenai pengendalian virus masuk Taiwan, maka pengendalian perbatasan wajib diperketat, akan tetapi setiap orang memiliki pendapat masing-masing, masa lalu 1-2 tahun yang lalu, pengendalian perbatasan diperketat, sasaran kebijakanan adalah bebas terinfeksi 0 kasus, akan tetapi di luar negeri terjadi virus bermutasi, umumnya dalam beberapa pekan, 1-2 bulan kemudian akan masuk ke Taiwan, dengan kata lain tidak bisa 100% terkendali, malah kadang-kadang muncul celah pencegahan pandemi.
Lee Ping-ing mengatakan, kecuali seluruh transportasi udara ditutup, jika tidak maka virus bermutasi masih bisa masuk ke Taiwan, maka lebih dititikberatkan pada perkembangan ekonomi, pengawasan perbatasan dapat dilonggarkan secara bertahap. Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) baru-baru ini juga menyebut memprioritaskan pebisnis, hingga batas tertentu maka dapat mempertimbangkan peraturan masuk Taiwan diperlonggar.
Selain itu, berkaitan dengan kasus anak penderita COVID-19 yang meninggal dunia, ayahnya meminta penjelasan prosedur pengantaran ke rumah sakit, Lee Ping-ing mengatakan, apabila kondisi pasien bergejala parah, menderita sepsis dan lainnya, maka penggunakan antibiotik ada kemungkinan tidak efektif, pada hari ketiga apabila terapi perawatan tidak efektif maka baru muncul turning point, apakah menjalani perawatan lebih awal bisa menyelamatkan, semua ini tidak ada jawaban yang pasti, semestinya lebih mempertanyakan mengapa terdapat banyak kasus anak-anak menderita radang otak (encephalitis), apa yang menjadi faktor penyebabnya dan seharusnya ditangani sesegera mungkin.